Pengertian Peradaban
Manusia dan peradaban merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan . Manusia melalui kemampuan cipta dan karya selalu melakukan karya-karya di segala bidang kehidupan. Istilah peradaban mempunyai arti yang erat kaitannya dengan manusia . Istilah peradaban seringkali merujuk pada suatu masyarakat yang kompleks.
Peradaban manusia bisa dilihat melalui praktik pertanian, hasil karya , permukimam, dan berbagai pandangan manusia mengenai ilmu pengetahuan, politik dan lingkungan.
Peradaban adalah memiliki berbagai arti dalam kaitannya dengan masyarakat manusia.
Seringkali istilah ini digunakan untuk merujuk pada suatu masyarakat
yang "kompleks": dicirikan oleh praktik dalam pertanian, hasil karya dan
pemukiman, berbanding dengan budaya lain, anggota-anggota sebuah
peradaban akan disusun dalam beragam pembagian kerja yang rumit dalam
struktur hirarki sosial.
Istilah peradaban dalam
bahasa Inggris disebut Civilization. Istilah peradaban sering dipakai
untuk menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadap perkembangan
kebudayaan. Pada waktu perkembangan kebudayaan mencapai puncaknya
berwujud unsur-unsur budaya yang bersifat halus, indah, tinggi, sopan,
luhur dan sebagainya, maka masyarakat pemilik kebudayaan tersebut
dikatakan telah memiliki peradaban yang tinggi.
Dengan batasan-batasan
pengertian di atas maka istilah peradaban sering dipakai untuk
hasil-hasil kebudayaan seperti: kesenian, ilmu pengetahuan dan
teknologi, adat sopan santun serta pergaulan. Selain itu juga kepandaian
menulis, organisasi bernegara serta masyarakat kota yang maju dan
kompleks.
Huntington
mendefinisikan peradaban sebagai the highest social grouping of people
and the broadest level of cultural identity people have short of that
which distinguish humans from other species.
Damono, 2001 menyatakan Adab berarti akhlak atau kesopanan dan kehalusan budi pekerti.
Fairchild, 1980:41, menyatakan peradaban
adalah perkembangan kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu yang
diperoleh manusia pendukungnya.
Kontjaranigrat
(1990 : 182) menyatakan peradaban untuk menyebut bagian dan unsur
kebudayaan yang halus, maju, dan indah seperti misalnya kesenian, ilmu
pengetahuan, adat sopan santun pergaulan, kepandaian menulis, organisasi
kenegaraan, kebudayaan yang mempunyai system teknologi dan masyarakat
kota yang maju dan kompleks.
Ibnu Khaldun (1332-1406 M) melihat peradaban sebagai organisasi sosial manusia, kelanjutan dari proses tamaddun (semacam urbanisasi), lewat ashabiyah (group feeling), merupakan keseluruhan kompleksitas produk pikiran kelompok manusia yang mengatasi negara, ras, suku, atau agama, yang membedakannya dari yang lain, tetapi tidak monolitik dengan sendirinya. Pendekatan terhadap peradaban bisa dilakukan dengan menggunakan organisasi sosial, kebudayaan, cara berkehidupan yang sudah maju, termasuk system IPTEK dan pemerintahannya.
Ibnu Khaldun (1332-1406 M) melihat peradaban sebagai organisasi sosial manusia, kelanjutan dari proses tamaddun (semacam urbanisasi), lewat ashabiyah (group feeling), merupakan keseluruhan kompleksitas produk pikiran kelompok manusia yang mengatasi negara, ras, suku, atau agama, yang membedakannya dari yang lain, tetapi tidak monolitik dengan sendirinya. Pendekatan terhadap peradaban bisa dilakukan dengan menggunakan organisasi sosial, kebudayaan, cara berkehidupan yang sudah maju, termasuk system IPTEK dan pemerintahannya.
Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk beradab dan berbudaya yang
tidak bisa hidup di luar adab dan budaya tertentu. Manusia beradab dan
berbudaya yang hidup dalam suatu masyarakat beradab bukanlah sesuatu
yang alamiah, melainkan diciptakan melalui berbagai upaya yang mendukung
terciptanya manusia beradab dan masyarakat adab.
Di Indonesia, sila kelima Pancasila Kemanusiaan yang adil dan beradab
memberi pengakuan bahwa manusia yang hidup di Indonesia diperlakukan
secara adil dan beradab oleh penyelenggara negara. Kemanusiaan yang adil
dan beradab mengandung nilai bahwa suatu tindakan yang berhubungan
dengan kehidupan bernegara dan bermasyarakat didasarkan atas sikap
moral, kebajikan dan hasrat menjunjung tinggi martabat manusia, serta
sejalan dengan norma-norma. Kemanusiaan yang adil dan beradab juga
mencakup perlindungan dan penghargaan terhadap budaya dan kebudayaan
yang dikembangkan bangsa yang beragam etnik dan golongan.
Sila kelima Pancasila tersebut secara tegas mencita-citakan suatu
masyarakat Indonesia yang beradab. Masyarakat yang beradab adalah
masyarakat yang ditandai dengan ketenangan, kenyamanan, ketentraman, dan
kedamaian sebagai makna hakiki manusia beradab. Konsep masyarakat adab
dalam pengertian lain adalah suatu kombinasi yang ideal antara
kepentingan pribadi dan kepentingan umum.
Dari sejarah kita belajar bahwa secara nyata peradaban manusia telah berubah dari waktu ke waktu. Hal ini merupakan kelebihan manusia dibanding makhluk lain. Burung membuat sarangnya tetap sama selama berabad-abad, namun manusia telah beranjak dari gua-gua, rumah di atas pokok kayu, gubuk, rumah adat sampai dengan pencakar langit pada saat ini. Hal ini semata-mata disebabkan manusia mempunyai akal budi yang merupakan kelebihan dari makhluk hidup lainnya.
Dari sejarah kita belajar bahwa secara nyata peradaban manusia telah berubah dari waktu ke waktu. Hal ini merupakan kelebihan manusia dibanding makhluk lain. Burung membuat sarangnya tetap sama selama berabad-abad, namun manusia telah beranjak dari gua-gua, rumah di atas pokok kayu, gubuk, rumah adat sampai dengan pencakar langit pada saat ini. Hal ini semata-mata disebabkan manusia mempunyai akal budi yang merupakan kelebihan dari makhluk hidup lainnya.
Berdasarkan akal budi manusia selalu berubah dari waktu ke-waktu
dalam rangka melakukan perbaikan nilai hidup ataupun kualitas hidup.
Dari kenyataan ini kita bisa belajar bahwa pada hakekatnya manusia tidak
anti perubahan, walaupun perubahan bisa dilakukan secara sadar ataupun
karena terpaksa berubah oleh karena suatu kondisi tertentu.
Perubahan peradaban manusia mengalami percepatan yang tidak pernah
terjadi sebelumnya sejak terjadinya revolusi industri di Eropa pada abad
ke-15. Pada abad ke 20 yang disebutkan oleh Alvin Toffler sebagai awal
dari Gelombang Ke Tiga (Abad Informasi), kemajuan teknologi informasi
dan telekomunikasi menjadi pendukung utama perubahan yang sangat cepat.
Perubahan yang terjadi di suatu negara bisa mengakibatkan pengaruh
berantai secara global terhadap negara lain.
Globalisasi merupakan fenomena khusus dalam peradaban manusia yang
bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses
manusia global. Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi
mempercepat akselerasi proses globalisasi. Globalisasi menyentuh seluruh
aspek penting kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan
permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya
memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Globalisasi
sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara
mendasar.
Di Indonesia, problematika peradaban yang timbul akibat globalisasi
diantaranya dapat dilihat dalam bidang bahasa, kesenian, dan kehidupan
sosial. Akibat perkembangan teknologi yang begitu pesat, terjadi
transkultur dalam kesenian tradisional Indonesia. Peristiwa
transkultural akan berpengaruh terhadap keberadaan kesenian di
Indonesia. Padahal, kesenian tradisional merupakan bagian dari khasanah
kebudayaan nasional yang perlu dijaga kelestariannya. Dengan teknologi
informasi yang semakin canggih, masyarakat disuguhi banyak alternatif
tawaran hiburan dan informasi yang lebih beragam, yang mungkin lebih
menarik jika dibandingkan dengan kesenian tradisional kita. Dengan
televisi, masyarakat bisa menyaksikan berbagai tayangan hiburan yang
bersifat mendunia yang berasal dari berbagai belahan bumi. Hal ini dapat
menyebabkan terpinggirkannya kesenian asli Indonesia.
Akibat globalisasi, masyarakat banyak mengalami anomi, sehingga
terjadi kompromisme sosial terhadap hal-hal yang sebelumnya dianggap
melanggar norma tunggal masyarakat. Selain itu juga terjadinya
disorientasi atau alienasi, keterasingan pada diri sendiri atau pada
perilaku sendiri, akibat pertemuan budaya-budaya yang tidak sepenuhnya
terintegrasi dalam kepribadian manusia sendiri.
Problematika peradaban yang penting lainnya adalah adanya kemungkinan punahnya suatu bahasa di daerah tertentu disebabkan penutur bahasanya telah terkontaminasi oleh pengaruh globalisasi. Percampuran bahasa bisa mengancam eksistensi bahasa di suatu daerah.
Problematika peradaban yang penting lainnya adalah adanya kemungkinan punahnya suatu bahasa di daerah tertentu disebabkan penutur bahasanya telah terkontaminasi oleh pengaruh globalisasi. Percampuran bahasa bisa mengancam eksistensi bahasa di suatu daerah.
Tinggi rendahnya peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor:
1. Pendidikan
2. Kemajuan teknologi dan Ilmu pengetahuan.
Wujud Peradaban Moral :
1. Nilai-nilai dalam masyarakat dalam hubungannya dengan kesusilaan.
2. Norma : aturan, ukuran, atau pedoman yang dipergunakan dalam menentukan sesuatu benar atau salah, baik atau buruk.
3. Etika :
nilai-nilai dan norma moral tentang apa yang baik dan buruk yang
menjadi pegangan dalam megatur tingkah laku manusia. Bisa juga diartikan
sebagai etiket, sopan santun.
4. Estetika
: berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam keindahan,
mencakup kesatuan (unity), keselarasan (balance), dan kebalikan
(contrast).
- Kebudayaan berwujud gagasan/ide,perilaku/aktivitas, dan benda-benda.
- Sedangkan
Peradaban adalah bagian dari kebudayaan yang tinggi, halus, indah, dan
maju. Jadi peradaban termasuk pula di dalamnya gagasan dan perilaku
manusia yang tinggi, halus, dan maju.
Peradaban
sebagai produk yang bernilai tinggi, halus, indah, dan maju menunjukan
bahwa manusia memanglah merupakan mahkluk yang memiliki kecerdasan,
keberadaban, dan kemauan yang kuat. Manusia merupakan mahkluk yang
memiliki kecerdasan, keberadaban, dan kemauan yang kuat. Manusia
merupakan mahkluk yang beradab sehingga mampu menghasilkan peradaban. Di
samping itu, manusia sebagai mahkluk social juga mampu menciptakan
masyarakat yang beradab.
Adab
artinya sopan. Manusia sebagai mahkluk yang beradab artinya pribadi
manusia itu memiliki potensi untuk berlaku sopan, berahklak, dan berbudi
pekerti yang luhur menunjuk pada perilaku manusia. Orang yang beradab
adalah orang yang berkesopanan, berahklak, dan berbudi pekerti dalam
perilaku, termasuk pula dalam gagasan-gagasannya. Manusia yang beradab
adalah manusia yang bisa menyelaraskan antara cipta, rasa, dan karsa.
Namur
dalam perkembangannya manusia bisa jatuh dalam perilaku yang tidak
kebiadaban karena tidak mampu menyeimbangkan atau mengendalikan cipta,
rasa, dan karsa yang dimilikinya. Manusia tersebut melanggar hakikat
kemanusiaannya sendiri.
Manusia
yanng beradab tentunya ingin hidup dilingkungan yang beradab pula.
Sehingga terbentuklah masyarakat yang beradab. Dewasa ini, masyarakat
adab memiliki padanan istilah yang dikenal dengan masyarakat madani atau
masyarakat sipil (civil society). Konsep masyarakat adab berasal dari konsep civil society, dari asal kata cociety civiles. Istilah
masyarakat adab dikenal dengan kata lain masyarakat sipil, masyarakat
warga, atau masyarakat madani. Secara etimologis, dapat dinyatakan
masyarakat madani dapat dinyatakan sebagai masyarakat yang teratur dan
beradab.
Visi
Indonesia 2020 juga bisa dikatalan membentuk masyarakat madani
Indonesia, yaitu suatu masyarakat yang memiliki keadaban demokratis.
Problematika Peradaban
Arus informasi yang
berkembang cepat menumbuhkan cakrawala pandangan manusia makin terbuka
luas. Teknologi yang sebenarnya merupakan alat bentu/ekstensi kemampuan
diri manusia, dewasa ini telah menjadi sebuah kekuatan otonom yang
justru ‘membelenggu’ perilaku dan gaya hidup kita sendiri. Dengan daya
pengaruhnya yang sangat besar, karena ditopang pula oleh system-sistem
sosial yang kuat, dan dalam kecepatan yang makin tinggi, teknologi telah
menjadi pengarah hidup manusia. Masyarakat yang rendah kemampuan
teknologinya cenderung tergantung dan hanya mampu bereaksi terhadap
dampak yang ditimbulkan oleh kecanggihan teknologi.
Dampak Globalisasi Terhadap Peradaban Manusia Akibat
globalisasi diantaranya masyarakat mengalami anomi/ tidak punya norma
atau heteronomy/ banyak norma, sehingga terjadi kompromisme sosial
terhadap hal-hal yang sebelumnya dianggap melanngar norma tunggal
masyarakat.
Selain itu juga
terjadinya disorientasi atau alienasi, keterasingan pada diri sendiri
atau pada perilaku sendiri, akibat pertemuan budaya-budaya yang tidak
sepenuhnya terintegrasi dalam kepribadian kita.